Justin Jedlica, lelaki dengan perawakan seperti boneka Ken ternyata sudah menjalani 90 kali prosedur operasi plastik untuk membuat tubuhnya seperti saat ini, sempurna layaknya seorang boneka bernama Ken.Lelaki berusia 32 tahun itu telah menghabiskan dana lebih kurang USD100 ribu dalam 10 tahun terakhir untuk dapat terlihat seperti boneka hidup.Wajahnya dioperasi sedemikian rupa, tubuhnya seperti tokoh G.I. Joe lngkap dengan otot-otot yang keras dan tentunya perut six pack. Ia juga mengembangkan otot bisep dan trisepnya. Semua tanpa melakukan angkat beban dan gym.
Wajahnya benar-benar dipermak secara keseluruhan, hidungnya bolak-balik dioperasi untuk menghasillkan bentuk yang sempurnya, mengecilan pipi, perubahan struktur tulang dan memberikan sentuhan operasi di bagian bibir untuk benar-benar menyempurnakan wajahnya. Bahkan pantatnya merupakan hasil karya dokter bedah dengan memberikannya implan. Ia mengaku berusaha untuk membuat semua ototnya sempurna tanpa harus bekerja keras melakukan aktivitas yang disebutnya tidak menarik, tidak glamour atau luar biasa.
Obsesinya untuk berpenampilan seperti seorang boneka dimulai saat dirinya remaja. Apalagi ia kurang suka dengan ukuran hidungnya yang dianggapnya terlalu besar. Untuk bagian hidung saja, ia harus melakukan lima kali prosedur operasi untuk menjadikan hidungnya itu mendekati bentuk ideal.Namun ia mengungkapkan belum 100 persen puas dengan penampilannya. Kepada sejumlah wartawan, ia ingin hidungnya kembali dipermak beberapa milimeter di beberapa bagian.
Jedlica bukanlah orang pertama yang melakukan operasi plastik panjang untuk mencapai tampilan dari tokoh-tokoh fantasi. Sebelumnya, Valeria Lukyanova, gadis berusia 24 tahun asal Ukraina telah melakukan hal serupa. Ia pertama kali diberitakan tentang tema boneka hidup lantaran memiliki tubuh yang mirip dengan Barbie.Ia melakukan pembesaran payudara, penghilangan beberapa tulang rusuk dan operasi wajah agar terlihat seperti boneka yang bernapas.
Menurut hasil penelitian, Jedlica dan Lukyanova dapat menderita gangguan dismorfik tubuh, yang merupakan penyakit mental dengan tanda-tanda tidak pernah puas dengan penampilan mereka.
Hal tersebut juga diakui Dr Drew Ordin, dokter ahli bedah dari RS Beverly Hills kepada ABC NEws. Ia mengungkapkan, jika pasien mengubah hidupnya menjadi seperti ‘patung silikon’ justru akan menempatkan diri mereka dalam risiko yang tinggi untuk kesehatan.
Wajahnya benar-benar dipermak secara keseluruhan, hidungnya bolak-balik dioperasi untuk menghasillkan bentuk yang sempurnya, mengecilan pipi, perubahan struktur tulang dan memberikan sentuhan operasi di bagian bibir untuk benar-benar menyempurnakan wajahnya. Bahkan pantatnya merupakan hasil karya dokter bedah dengan memberikannya implan. Ia mengaku berusaha untuk membuat semua ototnya sempurna tanpa harus bekerja keras melakukan aktivitas yang disebutnya tidak menarik, tidak glamour atau luar biasa.
Obsesinya untuk berpenampilan seperti seorang boneka dimulai saat dirinya remaja. Apalagi ia kurang suka dengan ukuran hidungnya yang dianggapnya terlalu besar. Untuk bagian hidung saja, ia harus melakukan lima kali prosedur operasi untuk menjadikan hidungnya itu mendekati bentuk ideal.Namun ia mengungkapkan belum 100 persen puas dengan penampilannya. Kepada sejumlah wartawan, ia ingin hidungnya kembali dipermak beberapa milimeter di beberapa bagian.
Jedlica bukanlah orang pertama yang melakukan operasi plastik panjang untuk mencapai tampilan dari tokoh-tokoh fantasi. Sebelumnya, Valeria Lukyanova, gadis berusia 24 tahun asal Ukraina telah melakukan hal serupa. Ia pertama kali diberitakan tentang tema boneka hidup lantaran memiliki tubuh yang mirip dengan Barbie.Ia melakukan pembesaran payudara, penghilangan beberapa tulang rusuk dan operasi wajah agar terlihat seperti boneka yang bernapas.
Menurut hasil penelitian, Jedlica dan Lukyanova dapat menderita gangguan dismorfik tubuh, yang merupakan penyakit mental dengan tanda-tanda tidak pernah puas dengan penampilan mereka.
Hal tersebut juga diakui Dr Drew Ordin, dokter ahli bedah dari RS Beverly Hills kepada ABC NEws. Ia mengungkapkan, jika pasien mengubah hidupnya menjadi seperti ‘patung silikon’ justru akan menempatkan diri mereka dalam risiko yang tinggi untuk kesehatan.
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
20.07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar